Ketika Strawberry Moon Menyentuh Luka-Luka yang Kita Simpan Diam-Diam

 

Ketika Strawberry Moon Menyentuh Luka-Luka yang Kita Simpan Diam-Diam

Aku masih ingat di malam bulan purnama tanggal 10 Juni 2025, malam itu bertepatan dengan fenomena Strawberry Moon. Di mana, di beberapa wilayah sinar bulan akan membiaskan cahaya berwarna merah muda seperti halnya buah stroberi.

Di hari ini, sebelum memasuki malam, aku merasa lebih lelah dari biasanya. Bukan lelah karena aktivitas, tapi seperti ada energi yang berat menggantung di udara, membuat badanku terasa lebih lemah daripada biasanya. Setelahnya, baru aku tahu kalau malam itu adalah puncak Strawberry Moon.

Namanya memang terdengar manis. Tapi ternyata, bulan ini bukan tentang warna merah muda seperti stroberi. Ia lebih mirip cermin besar di langit yang memantulkan semua hal yang selama ini kita tahan dalam diam.

Bukan Tentang Warna, Tapi Tentang Waktu

Strawberry Moon Infografis

Nama “Strawberry Moon” berasal dari suku Algonquin, suku asli Amerika. Bulan ini menandai waktu memanen stroberi liar. Jadi bukan soal warna bulan, tapi soal musim—tentang siklus hidup dan perubahan.

Biasanya muncul sekali setahun, di bulan Juni. Tahun ini jatuh pada 10 Juni malam.

Bagi sebagian orang, ini hanya bulan purnama biasa. Tapi bagi banyak jiwa yang peka, ia datang membawa gelombang refleksi yang dalam.

Apa yang Terasa Saat Strawberry Moon?

Dari sore hari badan udah terasa pegal dan tidak bertenaga. Malam hari aku kesulitan tidur karena badan rasanya gak enak. Mood juga naik turun tanpa alasan jelas.

Kalau kamu juga merasakannya, mungkin bukan kebetulan. Strawberry Moon dipercaya membawa energi pelepasan - membuka luka yang belum selesai, menyorot bagian jiwa yang selama ini kita hindari. Bukan untuk menyakiti, tapi untuk menyembuhkan.

Saatnya Mengikhlaskan Hal-Hal yang Berat

Kalau kamu sedang di titik capek secara emosional, bisa jadi ini sinyal dari semesta. Sinyal untuk berhenti sebentar, untuk pulang ke diri sendiri.

Beberapa hal yang aku coba lakukan dan lumayan membantu:

  • Journaling tanpa sensor. Tulis apa pun yang terasa.
  • Mandi air hangat pakai garam. Bikin tubuh lebih rileks.
  • Tidur cukup, walau cuma rebahan sambil tarik napas panjang.
  • Peluk diri sendiri tanpa syarat.

Bisikkin ke diri sendiri "Aku melepaskan apa yang bukan milikku, dan membuka ruang untuk energi yang menyehatkan jiwaku."

Kalau Kamu Juga Merasa Begitu...

Percayalah, kamu gak sendirian. Mungkin Strawberry Moon memang hadir untuk mengingatkan kita, bahwa ada waktu untuk tumbuh, tapi juga ada waktu untuk melepaskan.

Dan malam-malam seperti ini, adalah waktu untuk merawat luka-luka lama dengan lebih lembut.

Posting Komentar

0 Komentar