Disclaimer: Apa yang disarankan artikel ini sebenarnya belum tentu berhasil, tapi cara-cara yang aku tuliskan sesuai dengan riset yang aku lakukan beberapa hari ini. Mohon kebijaksanaannya, karena setiap kasus pasti memiliki solusi yang berbeda-beda.
Salah satu keinginan terbesar para pemilik blogger adalah disetujuinya Adsense. Dengan begitu, kita bisa memonetisasi blog kita dan mendapatkan uang dari sana. Tapi ternyata, untuk mendapatkan persetujuan Google Adsense, gak semudah itu. Yah, walaupun aku pernah bikin artikel tentang “Blog gratisan pun bisa diterima Google”. Ternyata pada praktiknya, blog TLD pun gak mudah lolos Adsense.
Tapi percayalah, blog gratisan lolos Adsense itu benar adanya, karena aku kenal dengan salah satu pemilik blog non TLD dan dia bisa pasang iklan google di blognya.
Cerita Tentang Blog Aku yang Ditolak Adsense
Blog aku sendiri domainnya sudah TLD, bisa dilihat sama temen-temen semua, blog aku beralamat www.ceritairma.com bukan lagi www.ceritairma.blogspot.com (ini domain awal sebelum aku install domain TLD-nya). Tapi, untuk mendapatkan persetujuan Adsense tetap butuh usaha lebih.
Berkali-kali aku mengajukan, berkali-kali juga aku ditolak karena “Low Value Content”. Bingung gak tuh? Udah ditahap aku sadar diri bahwa aku “gak sejago itu” dalam dunia blogging ini. Karena meskipun blog sebelumnya dengan sangat mulus disetujui Adsense, kok, yang ini susah sekali?
Tapi, aku gak menyerah gitu aja dong. Aku cari informasi kemana-mana, nanya chatGPT malah dijawab muter-muter. Akhirnya aku nemu salah satu artikel yang membahas soal ini dengan lengkap. Mulai dari apa itu “Low Value Content” hingga tips mengatasinya agar bisa lolos Adsense. Mari kita bahas!
Apa itu Low Value Content
Secara singkat, Low Value Content adalah konten yang tidak memberikan nilai cukup bagi para pembacanya, atau konten yang punya nilai rendah di mata pembaca.
“Memang kenapa kok bisa jadi konten dengan nilai rendah?”
Nah, ini kita kupas satu-satu ya.
1. Konten Terlalu Pendek
Hal pertama yang bikin konten bernilai rendah adalah konten yang terlalu pendek. Awalnya aku juga mikir, apa karena ini ya kontenku dinilai rendah? Ternyata, iya.
Banyak konten artikelku yang memang cuma curhat biasa aja, alias gak bernilai lebih dan gak ngasih insight lebih. Beberapa bahkan aku tulis kurang dari 500 kata, bahkan ada yang kurang dari 300 kata. Ini menurut Google disebut “Thin Content” atau konten tipis.
Beberapa hal lain yang membuat konten termasuk “Konten Tipis” adalah:
- Panjangnya kurang dari 300-500 kata
- Tidak mengulas topik secara tuntas
- Terlalu banyak kalimat umum seperti “Kesehatan itu penting bagi kehidupan” tanpa insight baru
- Hanya bercerita satu paragraf tanpa penjabaran mendalam
Setelah mengetahui hal ini, aku harus belajar menulis lagi, menambahkan detail di setiap kontenku, cerita, refleksi atau sudut pandang unik. Ini yang jadi PR kedepannya, karena biasanya ya aku cerita cuma singkat aja, dan itu salah banget.
2. Konten Duplikat
Hal pertama yang termasuk konten duplikat adalah konten hasil copas dari situs lain. Ini jelas ya, setiap kali aku post artikel aku selalu cek plagiarisme di Plagiarism Checker milik Small SEO Tools. Jika plagiarismenya terdeteksi di bawah 10% berarti artikelku aman. Tapi jika itu lebih dari 15%, berarti aku harus tulis ulang.
Selain itu, yang termasuk konten duplikat juga konten yang mentah-mentah dibuat oleh AI. Sejujurnya, kontenku kebanyakan memang dibuat AI, mungkin aku hanya mengedit sedikit. Ini juga yang jadi kesalahan aku. Harusnya aku berikan sentuhan obrolan personal seperti yang aku lakukan sekarang ini. Koreksiku kedepannya memang lumayan banyak, yang artinya ya aku harus belajar nulis - LAGI.
Berikutnya, yang termasuk konten duplikat adalah konten yang hanya menyusun ulang paragraf dari sumber lain. Ini aku gak ngerti sih, karena aku sendiri belum pernah melakukannya. Apakah mungkin maksudnya hanya mengubah urutan headline?
Yang jelas, jika konten atau artikel kamu terdeteksi konten duplikat kamu harus bisa menulis ulang dari sudut pandang pribadi atau tulis ulang dengan menggunakan gaya menulis yang “kamu banget”.
3. Kurang Navigasi dan Struktur
Pertama, blog akan dianggap “low value” jika tidak ada struktur heading (H2, H3). Ini sih, aku cuma bisa ketawa cengengesan ya, karena memang beberapa kontenku yang asal curhat itu tidak punya struktur heading. Hahahaha.
Kedua, tidak ada menu jelas. Menu navigasi ini lebih mudah memperbaikinya ya, kamu tinggal nyusun menu blog secara teratur saja, membuat label, dan selesai.
Ketiga, tidak ada internal linking antar artikel. Ini juga sih yang jadi masalah. Aku gak mau susah dengan menyematkan link menuju ke artikel lain yang udah aku buat. Hehehehe (Tertawa malu).
Keempat, artikel terlihat seperti satu blok teks panjang. Mungkin maksudnya artikel yang tidak memperhatikan pemisahan paragraf. Ini sih, kalau aku baca buku juga bakal pusing kalau paragrafnya merepet begitu. Tapi syukurlah, aku gak pernah membuat tulisan semacam itu.
4. Terlalu Banyak Halaman Kosong/Tidak Relevan
Nah, kalau ini, kamu harus cek ulang setiap halaman yang ada di blog kamu. Aku sih memahaminya seperti ini: beberapa menu masih kosong (aku akui itu), atau beberapa halaman hanya bertuliskan draft kosong.
Jika memang blog kamu masih banyak yang seperti itu, mending cepat-cepat diisi deh. Kalau tidak ya kayak aku, adsense-nya ditolak.
5. Tidak Memberikan Pengalaman Pengguna yang Baik
Ada beberapa hal yang membuat nilai pengalaman pengguna kamu buruk, yaitu:
- Desain blog berantakan atau sulit dinavigasi
- Iklan pop-up berlebihan (jika sudah pasang iklan selain adsense)
- Artikel sulit dibaca karena font kecil, warna terlalu terang, atau tulisan numpuk
Untuk kasus ini, aku merasa percaya diri banget ya, karena aku udah berusaha sebisa mungkin untuk memberikan kenyamanan dalam hal navigasi dan mendesain blog serapi mungkin, minimalis, dan enak dilihat.
Bisa disimpulkan sih, sepertinya blogku bermasalah di konten tipis dan konten duplikat. Ini sih yang jadi PR banget, karena semuanya harus aku tulis ulang.
Selanjutnya kita akan belajar tips agar lulus dari masalah “Low Value Content”.
Tips Lulus “Low Value Content”
Ada 8 tips untuk lulus dari masalah “Low Value Content” Google Adsense yang aku temukan di internet. Dan berikut ini adalah tipsnya;
1. Konten Harus Berkualitas dan Informatif
Kalau informatif sih aku paham betul ya, sebuah konten memang harus berisi informasi yang dibutuhkan oleh pembaca. Tapi, apa sih artinya berkualitas? Ternyata, berkualitas menurut google adalah konten yang setiap artikelnya punya standar sebagai berikut:
- Panjang minimal 800-1000 kata
- Buat artikel lebih menarik untuk dibaca dengan disertai data atau contoh nyata
- Gaya bahasa yang digunakan harus enak dibaca
- Jangan sampai terkena plagiarisme
2. Struktur Artikel Harus Jelas
Struktur yang rapi bisa memudahkan pembaca dalam membaca artikel kita. Kamu bisa gunakan heading untuk membagi setiap pembahasan. Berikut contoh struktur yang baik;
- Judul (H1): Judul harus menarik dan mengandung kata kunci
- Sub Judul (H2): Pembagian topik utama
- Sub-sub Judul (H3): Memuat poin yang lebih spesifik dari sub judul
- Paragraf Pendek: Buat kalimat yang sederhana, tidak terlalu panjang dan bagi menjadi paragraf pendek agar mudah dibaca dan dipahami.
3. Navigasi Website Harus Jelas
Pengalaman pengguna dalam menelusuri website kita juga menjadi penilaian penting bagi Google. Maka dari itu pastikan website atau situs kamu memiliki menu navigasi yang jelas, tampilan yang nyaman dibuka di semua perangkat, dan waktu loading website yang cepat agar pengunjung tidak hilang kesabaran dan memilih untuk menutup website kamu.
4. Jangan Lupakan Halaman Pendukung
Apa aja sih halaman pendukung ini? Simple ya sebenarnya, halaman pendukung ini terdiri dari About Us, Privacy Policy, Disclaimer, dan Contact Us.
Tapi sebenarnya, untuk blog pribadi itu cukup dengan About Us dan Contact Us aja. About Us berisi penjelasan tentang kamu, bisa dengan tujuan kamu membuat blog, atau rencana blog kamu akan berisi apa saja. Contact Us berisi halaman kontak yang bisa dihubungi. Ini akan memudahkan mereka yang mau kerja sama bareng kamu.
5. Jangan Dulu Taruh Banyak Iklan
Kesalahan yang sering dilakukan para pembuat blogger adalah buru-buru masukin iklan dari pihak ketiga bahkan sebelum disetujui.
Ternyata hal ini bisa memotong nilai website kita di mata Google Adsense karena dianggap sebagai sumber penilaian buruk untuk poin pengalaman pengguna.
6. Optimasi SEO
SEO atau Search Engine Optimization punya peran penting dalam meningkatkan kualitas website. Dengan menerapkan SEO, konten kamu akan lebih bisa ditemukan oleh pencari. Caranya bagaimana sih? Ada 4 teknik sederhana yang bisa kamu terapkan;
- Gunakan kata kunci dengan natural
- Tambahkan internal link ke artikel kamu yang lain
- Gunakan gambar berkualitas
- Masukkan meta title dan meta description yang menarik
7. Daftarkan Website di Google Search Console
Dengan mendaftarkan website di Google Search Console, kamu bisa melihat performa keseluruhan website kamu. Dengan begitu, kamu bisa menganalisa data-data berikut:
- Jumlah halaman yang terindeks Google
- Error yang terjadi di dalam website
- CTR dari hasil pencarian organik
Dengan mengetahui ketiga hal ini, ketika ada kesalahan atau error kamu bisa langsung memperbaikinya, bisa dengan menambahkan sitemap atau memperbarui konten.
8. Konsisten Posting Artikel
Konsisten adalah kunci kesuksesan, dimanapun kamu berkarya, bahkan untuk artikel blog sekalipun. Kamu bisa mencoba tips berikut;
- Buat jadwal untuk posting artikel rutin
- Update artikel lama dengan informasi terbaru
- Jaga konsistensi gaya penulisan agar pembaca tetap nyaman
Tetap Semangat Ngonten dan Perbaiki “Low Value Content”
Aku sendiri pun merasa kesulitan dan mood drop setelah mengetahui fakta bahwa konten artikelku termasuk “Low Value Content”. Bahkan, untuk menyelesaikan satu artikel ini saja, butuh waktu 2 bulan. Hahaha.
Tapi, berkat 1 kalimat Raditya Dika dalam podcast “Suara Berkelas” yang mengatakan “Jadi pekerja kreatif (penulis) itu gak boleh manja”, maksudnya bekerja hanya sesuai mood, aku jadi tertampar dan mulai kembali mengerjakan artikel ini.
Aku yakin, tidak hanya aku saja yang punya masalah seperti ini. Tapi mari kita berjuang untuk memperbaiki kualitas konten kita dengan mencoba mengikuti panduan yang sudah aku rangkum dan aku tulis di atas.
Mari tetap semangat ngonten!!!
0 Komentar